Inilah Pengertian Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap, Jenis, Pencatatan Beserta Contohnya

Aset atau aktiva adalah sumber daya yang dimiliki dan dikendalikan perusahaan sebagai akibat dari aktivitas masa lalu dan kegunaan di masa depan yang diharapkan diperoleh perusahaan. Contoh rumah, kendaraan, kantor dan pabrik. Aset adalah salah satu komponen laporan posisi keuangan, selain liability dan equity.

Perusahaan harus menjaga dan melakukan maintenance aktiva agar umur dan manfaat ekonomisnya optimal dari waktu ke waktu, sehingga selalu siap ketika perusahaan membuthkannya. Sebaliknya, bila dibiarkan begitu saja, justeru akan membebani perusahaan dengan berbagai biaya yang harus dikeluarkan.

Apa saja jenis aset dan bagaimana perlakuan akuntansinya? Mari baca artikel ini hingga tuntas ya….

 

01. Jenis Aset (Aktiva) Adalah?

A. Aktiva Lancar (Current Asset) Adalah?

Aktiva atau aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, apabila aset tersebut memenuhi kriteria:

  • Diharapkan akan direalisasikan, dimaksudkan untuk dijual, atau digunakan dalam siklus operasi normal perusahaan.
  • Dimiliki untuk tujuan diperdagangkan
  • Diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah periode pelaporan.
  • Berupa kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas paling kurang 12 (dua belas) bulan setelah periode pelaporan.

Jenis-jenis Aset lancar antara lain:

1: Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposit). Sedangkan instrumen yang dapat diklasifikasikan sebagai Setara Kas antara lain:

  • Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dari tanggal penempatannya serta tidak dijaminkan.
  • Instrumen pasar uang yang diperoleh dan dapat dicairkan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan.

 

Contoh Jurnal Pencatatan Kas

Contoh soal dan jawaban jurnal pencatatan kas:

PT ABC menjual aneka jajan pasar tradisional dari wingko babat hingga resoles mayo. Pada tanggal 28 Juli 2022, PT ABC bisa menjual jajan senilai Rp 1.000.000.

Perolehan penjualan dicatat dengan jurnal penerimaan kas sebagai berikut:

(Debit) Kas … Rp 1.000.000
(Kredit) Pendapatan …. Rp 1.000.0000 

 

2: Piutang Usaha (account receivable)

Piutang usaha atau account receivable adalah  piutang piutang dari pendapatan yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan usaha normal perusahaan tbk, baik yang berasal dari pihak ketiga maupun yang berasal dari pihak berelasi.

Perhatikan contoh prosedur pencatatan piutang usaha berikut ini:

Contoh soal dan jawaban pencatatan piutang usaha:

PT XZY menjual kredit sebesar Rp 3.250.000. Pada tanggal 1 Juli 2022, pelanggan membayar barang yang dibeli. Selanjutnya perusahaan membukukan pelunasan piutang ini seperti berikut ini:

(Debit) Kas …. Rp 3.250.000
(Kredit) Piutang Usaha … Rp 3.250.000 

 

3: Aset Keuangan Lancar Lainnya

Aset keuangan lancar lainnya adalah aset keuangan (termasuk investasi pada sukuk) yang bersifat lancar, selain aset keuangan yang berupa Kas dan Setara Kas serta piutang usaha (account receivable)

Pelajari dan pahami berbagai pertanyaan dan kasus beserta jawabannya di artikel tentang soal manajemen keuangan.

 

4: Persediaan (inventory)

Persediaan adalah aset:

  • Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
  • Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut,
  • Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Persediaan harus disajikan sebesar biaya atau nilai realisasi netto, mana yang lebih rendah.

 

Contoh Pencatatan Persediaan:

Perhatikan contoh soal persediaan beserta jawabannya berikut ini:

CV Bening Ltd membeli barang-barang yang akan digunakan untu memproduksi barang-barang keperluan sehari-sehari. Nilai pembelian bahan baku sebesar Rp 25.000.000. Transaksi ini dibukukan sebagai berikut:

(Debit) Persediaan Bahan Baku …. Rp 25.000.000
(Kredit) Kas …. Rp 25.000.000

 

5: Pajak Dibayar Dimuka

Pajak dibayar dimuka ini antara lain berupa:

  • Kelebihan pembayaran pajak, misalnya Pajak Pertambahan Nilai yang akan ditagih kembali atau dikompensasikan terhadap liabilitas pajak masa berikutnya.
  • Aset pajak kini, yaitu selisih lebih antara jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode kini dan periode lalu dibandingkan dengan jumlah pajak terutang untuk periode-periode berikutnya.

Laporan aset pajak kini disajikan sebesar jumlah ekspektasi direstusi dari otoritas perpajakan.

Aset pajak kini harus dikompensasi dengan liabilitas pajak kini dan jumlah netto-nya, disajikan pada laporan posisi keuangan hanya apabila perusahaan:

  • Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui,
  • Bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar netto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Kompensasi ini tidak dilakukan apabila pajak tersebut untuk entitas hukum yang berbeda dalam suatu laporan keuangan konsolidasian.

 

6: Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar di muka adalah biaya yang telah dibayar namun pembebanannya baru akan dilakukan pada periode yang akan datang seperti premi asuransi dibayar di muka, bunga dibayar di muka, dan sewa dibayar di muka.

Contoh jurnal pencatatan biaya dibayar di muka:

Pada tanggal 1 Juli 2022, PT XBF membayar kontrak kantor operasional sebesar Rp 100.000.000 untuk masa 2 tahun. Pembayaran dilakukan di muka secara tunai. Bagaimana cara mencatat peristiwa bisnis ini?

Perhatikan prosedur pencatatannya berikut ini:

Pencatatan tanggal 1 Juli 2022:

(Debit)  Sewa Dibayar Di Muka …. Rp 100.000.000
(Kredit) Kas …. Rp 100.000.000

Pencatatan tahun I dan II:

(Debit) Biaya Sewa Kantor …. Rp 50.000.000
(Kredit)  Sewa Dibayar Di Muka …. Rp 50.000.000

 

7: Aset Tidak Lancar atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual.

Pos ini berasal dari aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.

Aktiva adalah dalam keadaan dapat dijual dengan syarat-syarat yang biasa dan umum diperlukan dalam penjualan aset tersebut dan penjualannya sangat mungkin terjadi (highly probable).

Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual disajikan pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.

Bagaimana cara cerdas dan efektif mengelola biaya? pelajari dari berbagai kasus dan soal akuntansi manajemen.

 

Contoh Jurnal Aset Tidak Lancar

Extraspas Ltd adalah perusahaan dagang dan ekspor impor produk-produk hasil laut dan tambak. Untuk menambah kapasitas pengiriman produknya, Extraspas Ltd menambah container sebanyak 10 unit dengan nilai Rp 200.000.000 dengan uang muka Rp 50.000.000. Pelunasan pembayaran dilakukan 30 hari dari tanggal faktur.

Atas transaksi bisnis ini, Extraspas Ltd melakukan pencatatan akuntansi sbb:

(Debit) Container 10 unit …. Rp 200.000.000
(Kredit) Kas … Rp 50.000.000
(Kredit) Utang Usaha … Rp 150.000.000

 

B. Aktiva Tidak Lancar (Fixed Asset) Adalah?

Jenis-jenis aset tidak lancar:

1: Piutang pihak berelasi non-usaha

Jenis ini merupakan piutang yang terjadi sebagai akibat dari transaksi dengan pihak berelasi yang buka berasal dari kegiatan usaha normal perusahaan.

Piutang pihak berelasi non-usaha dapat disajikan sebagai aset lancar hanya apabila hal tersebut dapat dibuktikan dan wajib diungkapkan alasannya.

 

2: Aset keuangan tidak lancar lainnya

Aktiva adalah merupakan aset keuangan termasuk investasi pada sukuk yang bersifat tidak lancar, selain dari piutang pihak berelasi non usaha.

 

3: Investasi pada perusahaan asosiasi

Aktiva adalah merupakan investasi perusahaan pada entitas asosiasi, termasuk entitas non korporasi, seperti persekutuan yang dipengaruhi secara signifikan oleh perusahaan.

Pengaruh signifikan dianggap ada ketika perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung 20% (dua puluh perseratus) atau lebih hak suara suatu entitas, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan.

Pengaruh signifikan juga ada ketika perusahaan memiliki kurang dari 20% hak suara suatu perusahaan, namun dapat dibuktikan dengan jelas bahwa perusahaan memiliki pengaruh signifikan.

 

4: Properti Investasi

Properti investasi diakui sebagai aktiva hanya apabila:

  • Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan dari aset yang tergolong properti investasi akan diterima oleh perusahaan,
  • Biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.

Pada awalnya properti investasi diukur sebesar biaya perolehan, termasuk baiaya transaksi.

Setelah pengakuan awal, perusahaan wajib memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasi, yaitu:

  • Model Nilai Wajar: delam model ini, properti investasi dicatat pada nilai wajar pada tanggal pelaporanya.
  • Model Biaya: dalam model ini, properti investasi dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

 

Contoh jurnal pembelian properti investasi:

Pada tanggal 2 Januari 2022, PT Propertisari Jaya membeli 10 unit ruko senilai Rp 10.000.000.000 dengan sistem pambayaran 20% di awal transaksi dan selebihnya 90 hari setelah tanggal transaksi. Transaksi keuangan ini dbukukan oleh  PT Propertisari Jaya sebagai berikut:

Ruko …. Rp 10.000.000.000 (Debit)
Kas …. Rp 2.000.000.000 (Kredit)
Utang Usaha …. Rp 8.000.000.000 (Kredit)

Selanjutnya pada saat jatuh tempo pembayaran, PT Propertisari Jaya melunasi utang usaha dan melakukan pembukuan sebagai berikut:

Utang Usaha … Rp 8.000.000.000 (Debit)
Kas …. Rp 8.000.000.000 (Kredit)

 

5: Aktiva Tetap (Fixed Assets)

Jenis-jenis aset tetap antara lain:

A: Aset tetap pemilikan langsung

Adalah jenis aset tetap yang dimiliki perusahaan, terdiri dari:

#1. Aset tetap yang siap pakai

Aset tetap ini pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.

Setelah pengakuan awal, perusahaan harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

Model biaya, dilakukan dengan cara aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Sedangkan model revaluasi, aset tetap dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu sebesar nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

 

Contoh Pencatatan Jurnal Pembelian Aset Tetap

PT Siwalanpanji Era Makmur adalah perusahaan kontraktor alat berat untuk pekerjaan land clearing, pembuatan jembatang, pembuatan lapangan golf. Perusahaan menambah 1 unit excavator seken senilai Rp 1.500.000.000. Pembayaran dilakukan secara tunai. Penambahan 1 unit alat berat ini dilakukan untuk mengantisipasi volume pekerjaan yang semakin meningkat seusai pandemi Covid-19.

Pengadaaan alat berat ini dicatat oleh PT Siwalanpanji Era Makmur sbb:

(Debit) Excavator … Rp 1.500.000.000
(Kredit) Cash …. RP 1.500.000.000

 

Contoh Perhitungan dan Pencatatan Penyusutan Aset Tetap

Untuk melengkapi inventarisasi aset tetap, PT Siwalanpanji Era Makmur melakukan perhitungan dan pencatatan excavator yang baru dibelinya dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Estimasi umur manfaat = 8 tahun
  • Estimasi nilai residu = Rp 100.000.000
  • Menggunakan metode garis lurus (straight line method)

Perhitungan nilai penyusutan excavator per tahun:

Rumus = (Nilai Perolehan – Nilai Residu) : Masa Manfaat

= (Rp 1.500.000.000 – Rp 100.000.000) : 8 tahun
= Rp 1.400.000.000 : 8 tahun = Rp 175.000.000

Penyusutan excavator per bulan:

= Rp 175.000.000 : 12
= Rp 14.583.333

Jurnal penyusutan aset tetap:

(Debit) Beban Penyusutan Excavator … Rp 14.583.333
(Kredit) Akumulasi Penyusutan Excavator … Rp 14.583.333

 

#2. Aset tetap dalam pembangunan

Jenis aset ini merupakan aset yang dibangun sendiri dan tidak ditujukan sebagai properti investasi pada saat siap dipakai. Aset ini dinyatakan sebesar biaya yang telah dikeluarkan.

 

B: Aset Sewa Pembiayaan

Jenis aset ini merupakan aset tetap yang diperoleh melalui transaksi sewa pembiayaan (finance lease).

Jenis aset ini, awalnya disajikan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembiayaan sewa minimum, apabila nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

Dalam hal jenis aset ini diklasifikasikan sebagai aset sewa pembiayaan yang dimiliki untuk dijual, maka jenis aset ini harus direklasifikasi ke aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual.

 

6: Aktiva Tak Berwujud

Aset tak berwujud dapat diakui hanya apabila:

  • Kemungkinan besar akan diperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut,
  • Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.

Aset tak berwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan atau jumlah yang diatribusikan ke aset tersebut saat pertama kali diakui, apabila dapat diterapka.

Setelah pengakuan awal, pencatatan aset tak berwujud dapat dibagi menjadi 2 (dua) mpdel, yaitu:

  • Model Biaya, aset tak berwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
  • Model revaluasi, aset tak berwujud dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu sebesar nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

Aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi secara sistematis selama umur manfaatnya. Aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas , tidak perlu diamortisasi, namun secara tahunan wajib dilakukan perbandingan antara nilai tercatat dengan nilai yang dapat dipulihkan.

 

Contoh Pencatatan Jurnal Pembelian Aset Tetap Tak Berwujud

Untuk meningkatkan omset penjualan jasa, PT Jasamu Hebat Sekali membeli salah satu merek dagang senilai Rp 700.000.000. Dengan asumsi masa manfaat 10 tahun dan nilai Rp 23.000.000, perusahaan melakukan perhitungan amortisasi dan pencatatan jurnal sebagai berikut:

Jurnal pembelian aset tetap tidak berwujud:

(Debit) Merek Dagang (Trade Mark) …. Rp 700.000.000
(Kredit) Cash ….. Rp 700.000.000

Nilai amortisasi aset tetap tidak berwujud metode garis lurus:

= (Rp 700.000.000 – Rp 23.000.000) : 10 tahun
= Rp 677.000.000 : 10 tahun = Rp 67.700.000 (amortisasi per tahun)

Amortisasi aset tetap tidak berwujud per bulan:

= Rp 67.700.000 : 12
= Rp 5.641.666

Jurnal Amortisasi:

(Debit) Beban Amortisasi Aset Tetap Tak Berwujud … Rp 5.641.666
(Kredit) Akumulasi Beban Amortisasi Aset Tetap Tak Berwujud … Rp 5.641.666

 

7: Aset Pajak Tangguhan

Aktiva adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi pajak belum dikompensasi.

Aset pajak tangguhan harus dikompensasi dengan liabilitas pajak tangguhan dan jumlah netto-nya disajikan pada laporan posisi keuangan hanya bila:

  • Perusahaan memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap hutang pajak kini.
  • Aset pajak tangguhan dan hutang pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas perusahaan kena pajak (PKP) yang sama.
  • Perusahaan harus mengkaji ulang jumlah tercatat aset pajak tangguhan pada akhir periode pelaporan.
  • Dalam hal terjadi pengurangan jumlah tercatat aset pajak tangguhan, maka perusahaan melakukan pembalikan atas aset pajak tangguhan tersebut sebesar jumlah yang dikurangkan.

***

Bagaimana cara menghitung nilai penyusutan aktiva tetap?

Perhatikan video tutorial metode perhitungan nilai penyusutan aset tetap berikut ini:

 

02. Kesimpulan tentang Aktiva (Assets)

Jenis-jenis aset, secara umum ada 2 (dua) yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, contoh aset lancar antara lain:

  • Kas dan setara kas
  • Piutang usaha
  • Persediaan
  • Biaya dibayar di muka

Sedangkan contoh aset tidak tetap adalah:

  • Kendaraan operasional
  • Mesin produksi
  • Pabrik
  • Gedung perkantoran
  • Tanah

Contoh aset tetap tak berwujud:

  • Hak Paten
  • Merek Dagang
  • Goodwill
  • Hak Kekayaan Intelektual

Setiap jenis aktiva adalah memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Demikian artikel yang membahas topik tentang pengertian aktiva dan jenis-jenis aset (aktiva). Di mana aktiva adalah elemen dalam laporan keuangan yang disajikan di bagian neraca.

Bagaimana dengan aktiva perusahaan Anda?

***

Note:

Boleh menyadur artikel ini, namun sebutkan sumbernya, jangan asal copy paste. Thanks

Halo, saya seorang profesional bidang Finance & Accounting yang setiap hari berkutat dengan data-data serta angka. Siap mendampingi dan membuatkan Laporan Keuangan Bisnis Anda sesuai Standar Akuntansi Keuangan.

SOP Keuangan

Tinggalkan komentar Batalkan balasan