Begini Cara Sederhana Menganalisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal Umum Beserta Contohnya

Jurnal umum dan jurnal khusus adalah catatan pertama dari hasil analisis, pengklasifikasian dan penggolongan transaksi-transaksi dalam proses siklus akuntansi perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil dari siklus akuntansi tersebut. Keseluruhan proses dalam siklus akuntansi dapat dibaca di artikel dengan judul Siklus Akuntansi.

Bagaimana prosedur pembuat jurnal akuntansi yang baik dan benar?Langsung saja ikuti uraian beserta contoh-contohnya berikut ini…

 

Cara Melakukan Analisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal Akuntansi

A: Langkah dan Prosedur Pencatatan Transaksi ke Jurnal

Suatu transaksi pertama kali dicatat dalam sebuah jurnal. Pada praktiknya, perusahaan menggunakan berbagai bentuk untuk mencatat ayat jurnal. Ada perusahaan yang menggunakan satu jurnal untuk mencatat semua transaksi, yang biasa dikenal jurnal dua kolom (two-column journal).

Namun ada juga perusahaan yang menggunakan lebih dari satu jurnal. Setiap jurnal digunakan untuk mencatat jenis transaksi yang berbeda, seperti jurnal penerimaan kas atau jurnal pengeluaran kas. Jurnal-jurnal tersebut merupakan bagian dari sistem akuntansi.

Secara sederhana langkah untuk menganalisis dan mencatat transaksi ke jurnal adalah sebagai berikut:

Prosedur mencatat transaksi ke jurnal akuntansi

Dari gambar ilustrasi di atas, kita bisa mengetahui bahwa langkah awal setelah terjadinya sebuah transaksi adalah menentukan akun yang terpengaruh oleh transaksi tersebut. Apakah jenis akun aset, utang, utang obligasi, ekuitas, pendapatan, beban, prive dan lain-lainnya?

Langkah selanjutnya, adalah menentukan saldo akun yang terpengaruh tersebut, apakah mengalami kenaikan atau penurunan?

Kemudian tentukan apakah kenaikan atau penurunan tersebut termasuk debit atau kredit. Dan langkah terakhir adalah mencatat ayat jurnal dalam jurnal akuntansi.

 

B: Contoh Pencatatan Transaksi ke Jurnal Akuntansi

Untuk membantu mempermudah pemahaman kita terhadap analisis dan pencatatan transaksi ke jurnal akuntansi, kita akan memberikan ilustrasi transaksi-transaksi berikut ini:

Transaksi 1 Mei 2018:

PT Siklus A membayar premi sebesar Rp 2.400.000 untuk asuransi yang melindungi terhadap utang, pencurian, dan kebakaran. Masa perlindungan polis asuransi adalah satu tahun.

Analisis:

Ketika menjadi peserta asuransi untuk melindungi aset tetap misalnya kendaraan terhadap kerugian akibat kecelakaan atau kehilangan,  kita diharuskan membayar premi asuransi di muka.

Hal ini pun sama dengan perusahaan. Pembayaran beban di muka, seperti asuransi adalah beban dibayar di muka, yang termasuk dalam ASET.

Aset yang diperoleh atas pembayaran kas adalah perlindungan asuransi untuk jangka waktu 12 bulan.

Biaya Aset Asuransi Dibayar di muka meningkat dan di-debit sebesar Rp 2.400.000. Aset kas turun dan di-kredit sebesar Rp 2.400.000, sehingga pencatatan ke jurnal akuntansi adalah sebagai berikut:

Perlu diperhatikan bahwa tanggal transaksi dicatat di jurnal. Ayat jurnal juga harus diberi penjelasan singkat, misalnya “pembayaran untuk premi asuransi” Untuk transaksi yang tidak biasa dan komplek, seperti perjanjian sewa jangka panjang.

Penjelasan ayat jurnal dapat meliputi referensi nomor perjanjian sewa atau dokumen bisnis lainnya agar memudahkan pencarian ke bukti transaksi jika suatu saat diperlukan.

Agar lebih jelas, langsung saja yuk kita praktekkan langkah-langkah di atas untuk menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi berikutnya.

Baca artikel terkait: Laporan Keuangan Yayasan Sekolah.

 

Contoh Jurnal Pencatatan Transaksi Keuangan

A: Prinsip Debit dan Kredit

Prinsip jurnal Debit dan Kredit digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dan bisnis. Prosedur sistem pencatatan debit dan kredit dinyatakan bahwa setiap transaksi paling sedikit mempengaruhi dua akun, yang input di bagian debit dan satunya di bagian kredit.

Misalnya transaksi penjualan tunai, maka akan dcatat sebagai aku Kas di sisi Debit, dan akun Pendapatan di bagian kredit dengan jumlah yang sama alias balance. Jika berbeda, maka mengindikasikan adanya kesalahan pencatatan ataupun penggolongan nomor rekening.

 

B: Contoh dan Analisis Transaski

Berikut ini disajikan contoh transaksi dan cara membuat jurnalnya, tujuannya agar kalian benar-benar paham cara mencatat beserta perlakuan akuntansi :

Transaksi 1 Mei 2018:

PT Sikus A membayar sewa tempat untuk bulan Mei 2018 sebesar Rp 800.000. Perusahaan yang menyewakan tempat untuk PT Sikus A sekarang meminta pembayaran sewa dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulannya, dan bukan di akhir bulan.

Analisis:

Pembayaran sewa di muka adalah aset, sama seperti pembayaran premi asuransi di muka dalam transaksi sebelumnya.

Tidak seperti premi asuransi yang berjangka waktu 12 bulan, sewa dibayar di muka akan kadaluwarsa (habis) dalam satu bulan.

Ketika aset yang dibeli akan digunakan dalam waktu singkat misalnya satu bulan, aset ini akan langsung di-debit terhadap beban.

Ini mencegah keharusan untuk memindahkan saldo dari akun aset (Sewa Dibayar di Muka) ke akun beban (Beban Sewa) pada akhir bulan.

Jadi, ketika sewa untuk Mei 2018 dibayar di muka pada awal bulan. Beban sewa langsung didebit Rp 800.000 dan kas dikredit Rp 800.000.

Perhatikan jurnal berikut ini:

Transaksi tanggal 1 Mei 2018:

PT Sikus A menerima tawaran dari sebuah toko untuk menyewakan tanah yang dibeli pada bulan April 2018.

Toko yang terletak di sebelah PT Siklus A tersebut berencana untuk menggunakan tanah itu sebagai area parkir bagi karyawan dan pelanggannya.

PT Siklus A setuju untuk menyewakan tanahnya selama 3 bulan dengan pembayaran sewa di muka. PT Siklus A menerima Rp 360.000 untuk masa sewa tiga bulan yang dimulai sejak 1 Mei 2018.

Analisis:

Dengan menyetujui menyewakan tanah dan menerima Rp 360.000, PT Siklus A tetap memiliki kewajiban pada pihak penyewa.

Kewajibannya adalah menyediakan tanah selama tiga bulan dan tidak mencampuri dalam penggunaan oleh si penyewa tanah.

Kewajiban yang timbul karena PT Siklus A menerima pembayaran kas sebelum menyediakan jasa di sebut pendapatan yang belum dihasilkan atau pendapatan diterima di muka (unearned revenues).

Jadi Rp 360.000 yang diterima adalah kenaikan dalam aset dan didebit ke kas. Akun kewajiban sewa diterima di muka naik dan dikredit sebesar Rp 360.000.

Penerimaan ini tidak langsung dicatat sebagai pendapatan sewa karena jangka waktunya lebih dari satu bulan. Seiring dengan berlalunya waktu kewajiban sewa diterima di muka akan turun dan berubah menjadi pendapatan.

Perhatikan pembukuannya berikut ini:

Contoh lain yang sejenis dengan transaksi ini adalah penerbit majalah yang menerima uang berlangganan di muka.

Begitu juga dengan perusahaan penerbangan, seperti Air Asia yang gencar melakukan promosi. Perusahaan seperti ini menerima pembayaran tiket di muka sampai penumpang menggunakan tiketnya.

 

Transaksi 4 Mei 2018:

PT Siklus A membeli peralatan kantor berupa kursi dan meja secara kredit dari Toko AAA Furniture sebesar Rp 1.800.000.

Analisis:

Akun Aset Peralatan Kantor naik, sehingga didebit sebesar Rp 1.800.000. Akun kewajiban utang usaha naik dan dikredit Rp 1.800.000

Perhatikan pencatatan ayat jurnal transaksi berikut ini:

 

Transaksi 6 Mei 2018:

PT Siklus A membayar Rp 180.000 untuk pemasangan iklan lewat FB Ads.

Analisis:

Beban naik dan didebit Rp 180.000. Aset kas turun dan dikredit sebesar Rp 180.000.

Pos beban yang diharapkan jumlahnya sangat kecil dan tidak rutin, biasanya dimasukkan sebagai bagian dari beban lain-lain. Jadi beban lain-lain didebit sebesar Rp 180.000.

Perhatikan pencatatan jurnal akuntansi sebagai berikut:

 

Transaksi 11 Mei 2018:

PT Siklus A membayar utang pada kreditur sebesar Rp 400.000

Analisis:

Pembayaran ini menurunkan akun kewajiban utang usaha yang didebit Rp 400.000 Kas juga turun dan dikredit sebesar Rp 400.000.

 

Transaksi tanggal 13 Mei 2018:

PT Siklus A membayar resepsionis dan asisten paruh waktu sebesar Rp 950.000 untuk gaji selama dua minggu.

Analisis:

Transasksi ini sama dengan transaksi tanggal 6 Mei 2018, di mana akun beban naik dan kas turun. Jadi beban gaji didebit Rp 950.000 dan Kas dikredit Rp 950.000.

Dan pencatatan jurnal akuntansinya adalah seperti berikut ini:

Dalam sebuah sistem yang menggunakan komputerisasi akuntansi beberapa transaksi bisa secara otomatis dan bisa dicatat saat kejadian tertentu terjadi.

Sebagai contoh, gaji karyawan dapat dibayarkan secara otomatis pada saat penggajian.

 

Transaksi 16 Mei 2018:

PT Siklus A menerima uang dari pedapatan honor sebesar Rp 3.100.000 untuk setengah bulan pertama Mei 2018.

Analisis Transaksi:

Kas naik dan didebit Rp 3.100.000. Akun pendapatan honor naik dan dikredit sebesar Rp 3.100.000.

Pencatatan jurnal akuntansinya adalah sebagai berikut:

 

Transaksi 16 Mei 2018:

Pendapatan diterima yang  dicatat pada piutang untuk setengah bulan pertama di bulan Mei 2018 adalah sebesar Rp 1.750.000

Analisis Transaksi:

PT Siklus A telah memberikan jasa, dan saat perusahaan setuju untuk menerima pembayaran di kemudian hari atas jasa yang telah diberikan atau barang yang telah dijual.

Maka perusahaan dikatakan memiliki piutang usaha (Account receivable) yang merupakan klaim terhadap pelanggan.

Piutang adalah aset, dan pendapatan telah dihasilkan meskipun pembayaran tunai belum diterima. Jadi piutang usaha naik dan didebit sebesar Rp 1.750.000. Akun pendapatan naik dan dikredit sebesar Rp 1.750.000.

Perhatikan pencatatan jurnal akuntansinya:

 

Transaski 20 Mei 2018:

PT Siklus A membayar Rp 900.000 ke Toko AAA Furniture dari utang Rp 1.800.000 yang berasal dari transaksi pembelian peralatan kantor tanggal 4 Mei 2018.

Analisis transaksi:

Transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 11 Mei 2018, yaitu akan menurunkan utang usaha dan didebit Rp 900.000 dan menaikkan kas dan dikredit Rp 900.000.

Begini pencatatan jurnal akuntansinya:

 

Transaksi 21 Mei 2018:

PT Siklus A menerima pelunasan sebesar Rp 650.000 dari pelanggan.

Analisis transaksi:

Ketika pelanggan membayar tagihan atas jasa yang telah diterimanya, jumlah satu aset naik dan jumlah aset lainnya turun. Jadi kas didebit Rp 650.000 dan Piutang Usaha dikredit sebesar Rp 650.000.

 

Transaksi 23 Mei 2018:

PT Siklus A membayar Rp 1.450.000 untuk membeli bahan habis pakai.

Analisis transaksi:

Akun Aset bahan habis pakai naik dan didebit Rp 1.450.000. Akun Aset Kas turun dan dikredit sebesar Rp 1.450.000.

 

Transaksi 27 Mei 2018:

PT Siklus A membayar resepsionis dan asisten paruh waktu sebesar Rp 1.200.000 untuk gaji selama dua minggu.

Analisis transaksi:

Transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 13 Mei 2018, di mana akun Beban naik dan didebit Rp 1.200.000 serta akun kas turun dan dikredit Rp 1.200.000.

Perhatikan pencatatan jurnal berikut ini:

 

Transaksi 31 Mei 2018:

PT Siklus A membayar tagihan telepon bulanan Rp 310.000

Analisis transaksi:

Kita membayar tagihan telepon setiap bulan. Demikian juga denga PT Siklus A, juga harus membayar tagihan utilitas seperti air, listrik, dan telepon secara bulanan.

Transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 6 Mei 2018. Akun beban utilitas didebit Rp 310.000 dan kas dikredit sebesar Rp 310.000.

 

Transaksi 31 Mei 2018:

PT Siklus A membayar tagihan listrik bulanan Rp 225.000.

Analisis transaksi:

Transaksi ini sama dengan transaksi sebelumnya, di mana akun Beban Utilitas di debit sebesar Rp 225.000 dan Akun Kas dikredit sebesar Rp 225.000

 

Transaksi 31 Mei 2018:

PT Siklus A menerima Rp 2.870.000 untuk pendapatan setengah bulan kedua di Mei 2018.

Analisis transaksi:

Transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 16 Mei 2018, di mana akun Kas naik dan didebit sebesar Rp 2.870.000 dan akun Pendapatan naik dan dikredit sebesar Rp 2.870.000.

Perhatikan cara pencatatannya berikut ini:

 

Transaksi 31 Mei 2018:

Pendapatan diterima yang dicatat pada piutang untuk setengah bulan kedua di Mei 2018 adalah sebesar Rp 1.120.000

Analisis transaksi:

Transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 16 Mei 2018, di mana akun piutang usaha naik dan di debit Rp 1.120.000 serta akun pendapatan juga naik dan dikredit sebesar Rp 1.120.000

Perhatikan cara mencatat transaksi ke jurnal akuntansi:

 

Transaksi 31 Desember 2018:

Pemilik PT Siklus A menarik uang tunai Rp 2.000.000 dari bank untuk keperluan pribadi.

Analisis transaksi:

Transaksi ini menyebabkan kenailkan dalan jumlah penarikan dan dicaatat sebagai debit Rp 2.000.000 pada akun Prive.

Penurunan dalam kas perusahaan dicatat dengan meng-kreditkan Rp 2.000.000 pada akun Kas.

Dan pencatatan ke jurnal akuntansi adalah sebagai berikut:

C: Proses Penyesuaian Transaksi

Jurnal akuntansi, selain digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan, juga dipakai untuk melakukan koreksi dan penyesuaian, misalnya depresiasi aset tetap berwujud, amortisasi intangible asset, dan pendapatan diterima di muka.

Apabila tidak dilakukan pembaruan terhadap rekening, maka akan menyebabkan ketidakakuratan laporan keuangan yang dihasilkan.

Bagaimana cara melakukan penyesuaian? Perhatikan contoh berikut ini:

Pada tanggal 14 Oktober 2022, PT XBF Limited mengeluarkan uang kas sebesar Rp 12.000.000 untuk membayar sewa gudang selama 12 bulan.

Transaksi ini dicatat oleh perusahaan seperti berikut ini:

Tanggal 14 Oktober 2022, membuat jurnal pengeluaran kas:

(Debit) Sewa Gudang Dibayar Di Muka …. Rp 12.000.000
(Kredit) Kas …. Rp 12.000.000

Pada tanggal 31 Oktober 2022, perusahaan mencatat jurnal penyesuaian sbb:

(Debit) Beban Sewa … Rp 1.000.000
(Kredit) Sewa Gudang Dibayar Di Muka …. Rp 1.000.000

Jurnal penyesuaian ini dibuat 12 kali atau selama masa sewa gudang.

***

Agar semakin jelas, saya sajikan satu lagi contoh jurnal penyesuaian berikut ini:

Tanggal 1 Oktober 2022, PT XBF menerima pembayaran kontrak pekerjaan maintenance senilai Rp 30.000.000 untuk durasi waktu 3 bulan,

Prosedur pencatatan jurnal penyesuaian transaksi di atas adalah sbb:

Pencatatan jurnal penerimaan kas, tanggal 1 Oktober 2022:

(Debit) Kas …. Rp 30.000.000
(Kredit) Pendapatan Diterima Di Muka …. Rp 30.000.000

Membuat jurnal penyesuaian untuk bulan I, II, dan III:

(Debit) Pendapatan Diterima Di Muka … Rp 10.000.000
(Kredit) Pendapatan …. Rp 10.000.000

 

Kesimpulan tentang Jurnal Akuntansi

Simpulan

Membuat jurnal akuntansi, baik jurnal umum maupun khusus merupakan tahap pertama proses penyusunan Laporan Keuangan dalam siklus akuntansi perusahaan. Oleh karena itu harus benar-benar diperhatikan dan dilakukan dengan benar, karena akan berpengaruh terhadap tahap-tahap berikutnya.

Jika proses ini salah, maka laporan keuangan yang dihasilkannya pun tidak benar.

Bagaimana cara membuat jurnal akuntansi yang baik dan benar? Gunakan prinsip debit dan kredit untuk mencatat transaksi yang terjadi di perusahaan. Prinsip debit dan kredit menyatakan jika suatu transaksi menaikkan nilai saldo akun jenis aset dan biaya, maka dicatat di sisi Debit. Bila terjadi yang sebaliknya, maka dicatat pada sisi Kredit.

Jika transaksi mempengaruh/menaikkan saldo jenis akun liabilitas, ekuitas dan pendapatan, maka dicatat di bagian Kredit, bila menyebabkan pengurangan, maka dicatat pada sisi Debit.

 

Video Pembelajaran Akuntansi Dasar

Untuk melengkapi pembahasan tentang jurnal akuntansi ini, mari kita tonton video satu ini, sederhana, menarik, dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari:

Dengan contoh transaksi-transaksi dan analisisnya serta cara pencatatan jurnal akuntansi, mudah-mudahan bisa membantu pemahaman kita untuk mempelajari tahap-tahap berikutnya. Atau kalau masih ada hal-hal yang kurang jelas, mari kita diskusikan.

Demikian pembahasan tentang proses atau tahap pertama dalam siklus akuntansi, yaitu melakukan analisis dan menacatat transaksi-transaksi yang terjadi ke jurnal akuntansi. Terima kasih.

Note:
Diperbolehkan mengutip dari artikel ini, tapi sebutkan sumber linknya. Thanks

Halo, saya seorang profesional bidang Finance & Accounting yang setiap hari berkutat dengan data-data serta angka. Siap mendampingi dan membuatkan Laporan Keuangan Bisnis Anda sesuai Standar Akuntansi Keuangan.

SOP Keuangan

Tinggalkan komentar Batalkan balasan