Bagaimana Aplikasi Akuntansi di Perusahaan Manufaktur?

Akuntansi yang digunakan oleh perusahaan manufaktur adalah terkait dengan pengelolaan dan pengendalian biaya dalam proses produksi barang.

Apa saja yang termasuk perusahaan manufaktur? Dan bagaimana pencatatan perusahaan manufaktur? Mari baca dan pelajari sampai akhir pembahasan materi siklus akuntansi perusahaan manufaktur beserta contohnya berikut ini.

 

01: Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

A: Pengertian siklus akuntansi perusahaan manufaktur

Jelaskan siklus akuntansi perusahaan manufaktur? Untuk membantu memahami materi ini, perhatikan pengertian perusahaan manufaktur yang diuraikan dalam bentuk gambar berikut ini:

Dari flowchart di atas, kita bisa melihat ada 3 pihak utama yang terlibat dalam operasional perusahaan manufaktur, yaitu produsen bahan baku (raw material), perusahaan, dan konsumen.

Konsumen memerlukan barang-barang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi ini adalah peluang yang diambil oleh perusahaan manufaktur untuk memproduksi barang-barang tersebut.

Dan untuk melakukan proses produksi dibutuhkan bahan baku, bahan penolong dan mesin. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi oleh produsen bahan baku, bahan penolong dan vendor.

Bagaimana siklus akuntansi perusahaan manufaktur?

Setelah memahami aktivitas perusahaan manufaktur, maka kita bisa merangkumnya, bahwa secara umum tahap-tahap siklus akuntansinya adalah sebagai berikut:

1: Transaksi bisnis

2: Menganalisa dan mengklasifikasikan transaksi

3: Menjurnal bukti-bukti transaksi

4: Memposting hasil pencatatan transaksi ke buku besar

5: Selanjutnya menyiapkan daftar account beserta saldonya

6: Melakukan proses penyesuaian

7: Menyiapkan kertas kerja akuntansi 12 kolom

8: Menyusun laporan laba rugi, perubahan ekuitas, neraca, cash flow dan catatan atas financial statements.

9: Membuat jurnal penutup

10: Menyiapkan daftar saldo setelah penutupan.

Inilah sepuluh tahap siklus akuntansi perusahaan manufaktur dari transaksi sampai menyiapkan neraca saldo untuk aktivitas periode berikutnya.

Contoh perusahaan manufaktur, antara lain PT Indofood Sukses Makmur, PT Semen Indonesia, PT Krakatau Steel dan PT Astra Internasional.

 

B: Persediaan Perusahaan Manufaktur

Mengapa perusahaan perlu mengontrol persediaan?

  1. Persediaan adalah aset yang signifikan dan untuk kebanyakan perusahaan merupakan aset yang terbesar.
  2. Persediaan merupakan pusat aktivitas utama dari perusahaan dagang dan manufaktur.
  3. Kesalahan dalam menentukan biaya persediaan bisa menimbulkan kesalahan pada laporan keuangan.
  4. Persediaan harus dilindungi dari risiko eksternal (seperti kebakaran dan pencurian) dan penipuan internal oleh pegawai.

Bagaimana cara menghitung dan mencatat persediaan?

Untuk menghitung biaya persediaan dengan sistem persediaan perpetual dan periodik, menggunakan metode biaya berikut:

1: Metode FIFO (First-In, First-Out)

Asumsi yang digunakan untuk menghitung menurut metode FIFO atau first in first out adalah arus biaya yang keluar (Harga Pokok Penjualan-HPP) adalah arus biaya yang masuk terlebih dahulu, sehingga biaya yang tercatat pada akun persediaan adalah biaya yang belakangan masuk.

2: Metode LIFO (Last-In, First-Out)

Berdasarkan metode LIFO atau last ini first out adalah arus biaya yang keluar (Harga Pokok Penjualan) merupakan arus biaya yang masuk paling akhir, oleh karena itu biaya yang tercatat pada akun persediaan adalah biaya yang terebih dahulu masuk.

3: Metode Biaya Rata-rata (Average Cost)

Menurut metode biaya rata-rata atau average cost adalah arus biaya merupakan rata-rata biaya yang terjadi.

Mana metode persediaan yang terbaik?

Mana metode persediaan yang paling baik? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melakukan analisis sederhana, tidak perlu njlimet-njlimet ‘ala pakar, cukup lakukan pengamatan terhadap perusahaan yang menerapkan masing-masing metode kemudian lakukan perbandingan.

Setelah melakukan perbandingan hasilnya di-analisis, mengapa suatu perusahaan menggunakan metode LIFO, FIFO atau Average Cost? Setelah ketemu penyebabnya, seharusnya kita sudah bisa mengambil kesimpulan mana metode persediaan yang terbaik.

Jadi, setiap metode persediaan memiliki kesesuaian dengan jenis perusahaan tertentu, tapi belum tentuk cocok dengan perusahaan lain, sehingga sebelum kita memutuskan dan menentukan metode persediaan apa yang akan dipakai adalah mereview kembali apa kebutuhan perusahaan kita. Dari situ maka akan ditemukan metode yang pas untuk perusahaan.

 

Jenis Persediaan Perusahaan Manufaktur

Apa saja jenis persediaan di perusahaan manufaktur?

Secara umum ada tiga persediaan (inventory) yaitu:

1: Persediaan Bahan Baku (raw material)

Adalah jenis persediaan yang dipakai sebagai bahan baku utama dalam proses produksi barang. Untuk mendapatkan persediaan ini perusahaan membeli dari pemasok atau supplier baik secara kredit maupun tunai.

Untuk mencatat pembelian persediaan bahan baku, kita bisa menggunakan metode perpetual dan periodik. Bagaimana aplikasi kedua metode tersebut? Yuk ikuti dan baca contoh yang kami berikan berikut ini:

Misalnya PT Fooderku membeli raw material sebesar Rp 2.000.000 include PPN. Sistem pembayaran kredit. Transaksi tersebut dicatat sebagai berikut:

Jika perusahaan menggunakan metode pencatatan periodikal:

(Debet) Pembelian …. Rp 1.780.000
(Debet) PPN 11% … Rp 220.000
(Kredit) Utang Usaha …. Rp 2.000.000

Dan bila perusahaan memakai metode pencatatan perpetual:

(Debet) Persediaan Bahan Baku … Rp 1.780.000
(Debet) PPN 11% … Rp 220.000
(Kredit) Utang Usaha …. Rp 2.000.000

 

3: Persediaan Bahan Pembantu

Adalah persediaan yang akan digunakan untuk men-support proses produksi. Cara untuk mencatat pengadaan bahan pembantu sama seperti raw material. Jadi prosedur pencatatanya adalah sebagai berikut:

Persediaan Bahan Pembantu … Rp xxxx (Debit)
Utang Usaha …. Rp xxxx (Kredit)

 

2: Persediaan Barang Dalam Proses

Jenis persediaan ini merupakan barang yang dihasilkan dari proses produksi dari bahan baku dan bahan pembantu. Bagaimana cara mencatat barang dalam proses? Perhatikan prosedurnya berikut ini:

(a). Pemakaian bahan :

Barang Dalam Proses – Bahan Baku … Rp xxxx (Debet)
Barang Dalam Proses – Bahan Pembantu … Rp xxxx (Debet)
Persediaan Raw Material …. Rp xxxx (Kredit)
Persediaan Bahan Pembantu …. Rp xxxx (Kredit)

(b). Pemakaian upah langsung dan overhead :

(Debet) Barang Dalam Proses – Upah Langsung … Rp xxxx
(Debet) Barang Dalam Proses – Overhead Pabrik … Rp xxxx
(Kredit) Upah Langsung …. Rp xxxx
(Kredit) Persediaan Bahan Pembantu … Rp xxxx

(c). Laporan barang dalam proses akhir periode :

Persediaan Dalam Proses … Rp xxx (Debit)
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku … Rp xxxx (Kredit)
Barang Dalam Proses – Upah Langsung … RP xxx (Kredit)
BDP – Overhead Pabrik … Rp xxxx (Kredit)

 

3: Persediaan Barang Jadi

Adalah barang-barang yang dihasilkan dari proses produksi, dan berikut ini prosedur pencatatan jurnal persediaan barang jadi:

Persediaan Barang Jadi …. Rp xxxx (Debit)
Barang Dalam Proses – Raw Material … Rp xxxx (Kredit)
BDP – Upah Langsung … Rp xxxx (Kredit)
Barang Dalam Proses –  Overhead Pabrik …. Rp xxxx (Kredit)

 

C: Klasifikasi Biaya Perusahaan Manufaktur

Ada dua jenis biaya dalam perusahaan manufaktur, yaitu:

1: Biaya Produksi

Biaya Bahan Baku

Adalah jenis biaya yang dipakai untuk memperoleh bahan baku produksi. Contoh: pembelian raw material untuk memproduksi makanan dan minuman siap saji.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi. Contoh gaji karyawan produksi.

Biaya Overhead:

Jenis biaya ini terbagi menjadi beberapa, antara lain:

1: Biaya bahan penolong

Merupakan jenis biaya yang digunakan untuk mendukung proses produksi barang.

2: Beban tenaga kerja penolong

Biaya overhead yang dikeluarkan untuk membayar SDM yang terlibat dalam men-support proses produksi.

3: Biaya fabrikasi lain

Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mambayar kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung mendukung proses produksi.

 

2: Biaya Operasional

Jenis biaya ini adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk men-support proses berjalannya produksi, dan dibedakan menjadi dua, yaitu:

1: Biaya Pemasaran

Adalah dana yang dikeluarkan untuk membiayai aktivitas pemasaran dan distribusi barang jadi, antra lain gaji tenaga marketing, kendaraan dan iklan serta promosi.

Barang yang dihasilkan dari proses produksi harus didistribusikan kepada pelanggan. Proses inilah yang dikenal sebagai pemasaran. Apabila barang jadi tidak terdistribusikan dengan baik, maka semakin hari menumpuk, akibatnya penerimaan kas pun kecil. Oleh karena itu proses pemasaran harus berjalan dengan baik.

Jadi produksi dan pemasaran adalah satu kegiatan yang saling berkaitan dan keduanya mesti berjalan dengan lancar. Kemacetan yang terjadi pada salah satu bagian akan menyebabkan gangguan di divisi lain.

2: Beban Administrasi dan Umum

Pengeluaran kas yang tidak terkontrol dengan baik akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian, demikian juga dengan penerimaan uang yang tidak terpantau dengan teliti akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan. So, perusahaan harus membentuk divisi baru, yaitu administrasi dan umum.

Perlu beaya, “iya” namun biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan divisi ini akan bermanfaat bagi proses produksi dan marketing.

 

D: Jenis Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Laporan keuangan perusahaan manufaktur apa saja?

Jenis laporan keuangan perusahaan manufaktur secara lengkap ada 5, yaitu:

1: Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Jenis laporan keuangan perusahaan manufaktur yang menyajikan pendapatan dan biaya atau beban. Selisih antara keduanya menghasilkan laba atau rugi usaha. Laba jika hasil perhitungannya positif, dan sebaliknya rugi bila hasil perhitungannya negatif.

Jadi format sederhana laporan laba rugi perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut:

Contoh format laporan laba rugi perusahaan manufaktur.

 

2: Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)

Laporan ini menunjukkan perubahan yang terjadi pada ekuitas selama perusahaan melakukan aktivitasnya. Elemen pokok yang disajikan dalam laporan perubahan modal adalah:

  • Saham disetor
  • Tambahan saham disetor
  • Laba ditahan (retained earning)
  • Laba periode berjalan

Jika perusahaan memperoleh laba, maka akan berpengaruh terhadap kenaikan nilai ekuitas pemilik. Dan sebaliknya, jika perusahaan mengalami kerugian, maka menurunkan nilai ekuitas.

 

3: Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet)

Neraca adalah sebutan lain dari jenis laporan keuangan ini. Aset, ekuitas dan liabilitas merupakan 3 komponen pokok yang dilaporkan dan menunjukkan kondisi ‘kesehatan’ dari perusahaan. Dasar penyajian balance sheet adalah persamaan akuntansi dasar sebagai berikut:

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Jadi, jumlah aset HARUS SAMA dengan jumlah kewajiban dan ekuitas.

Apa saja komponen balance sheet? Berikut beberapa contoh komponen laporan posisi keuangan:

Contoh aset yang dimiliki perusahaan manufaktur:

Aset lancar:

  • Kas dan setara kas
  • Persediaan
  • Utang
  • Biaya dibayar dimuka

Aset tetap:

  • Bangunan pabrik dan kantor
  • Mesin produksi
  • Tanah

Yang termasuk liabilitas antara lain:

  • Utang dagang
  • Utang gaji
  • Hutang non usaha

Contoh ekuitas adalah:

  • Saham di setor
  • Laba tidak dibagikan
  • Keuntungan periode berjalan

 

4: Laporan Cash Flow (Statement of Cash Flow)

Laporan arus kas atau cash flow menunjukkan pengeluaran dan penerimaan kas. Ada tiga jenis komponen laporan cash flow, yaitu (1) kas yang diperoleh dari kegiatan operasi, (2) kas dari aktivitas investasi, dan (3) cash dari aktivitas pendanaan (financing).

Beberapa akun yang disampaikan dalam laporan cash flow antara lain:

  • Penerimaan kas dari pelanggan
  • Penerimaan kas dari penjualan aset tetap
  • Pengeluaran kas untuk investasi di perusahaan lain
  • Kas dari pinjaman di bank

Penjumlahan dari 3 komponen tersebut akan menyebabkan kenaikan maupun penurunan nilai kas dan setara kas akhir periode. Kenaikan jika nilai penjumlahan positif, sedangkan penurunan bila hasil penjumlahan negatif.

 

5: Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statements)

Adalah bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan elemen-elemen yang belum disampaikan dalam 4 jenis laporan keuangan, antara lain:

  • Hal-hal umum menyangkut perusahaan, seperti pendirian entitas, saham, anak perusahaan, dewan komisaris, direksi dan karyawan.
  • Ikhtisar kebijakan akuntansi, contoh: dasar penyajian LK, prinsip, transaksi dengan pihak berelasi dan penentuan nilai wajar.
  • Sumber estimasi ketidakpastian.
  • Kas dan setara kas.
  • Kas yang dibatasi penggunaannya.
  • Instrumen keuangan.
  • Beban akrual.
  • Imbalan kerja.
  • Beban pokok pendapatan.
  • Komitmen dan perjanjian.
  • Aktivitas non kas.

 

C: Contoh soal siklus akuntansi perusahaan manufaktur dan penyelesaiannya

Tahap-tahap siklus akuntansi perusahaan manufaktur secara garis besar hampir sama dengan perusahaan jasa dan dagang, salah satunya membuat catatan transaksi aktivitas sehari-hari. Mari perhatikan dan praktikkan contoh yang kami berikan berikut ini:

Contoh soal 1: Jurnal pembelian bahan baku dan bahan penolong

PT Perangkat Rumah Tangga Manufakturer adalah perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan rumah tangga. Karena semakin bertambahnya permintaan dari salah satu wilayah pemasarannya, maka perusahaan menambah volume produksi.

Otomatis bahan baku dan bahan penolong yang dibutuhkan pun makin banyak, sehingga perusahaan pada tanggal 2 Januari 2023 menambah pembelian raw materi dan bahan penolong senilai Rp 25.000.000, dan sistem pembayaran disepakati 3/10, n/45, sedangkan uang muka pembelian sebesar Rp 5.000.000

Pada tanggal 16 Januari 2023, perusahaan memperoleh kas dari pelunasan pembayaran sebesar Rp 20.000.000. Bagaiman cara mencatat transaksi pembelian tersebut?

Pembahasan dan jawaban:

Contoh soal siklus akuntansi perusahaan manufaktur di atas merupakan tahap pertama, yaitu melakukan analisis dan mencatat transaksi. Dari contoh transasksi tersebut, ada 2 dua jurnal akuntansi yang perlu dibuat yaitu, tanggal 2 dan 16 Januari 2023, dan berikut ini prosedur pencatatannya:

Jurnal transaksi tanggal 1 Januari 2023:

Jurnal ini dibuat untuk mencatat transaksi pembelian bahan baku dengan uang muka, perhatikan prosedurnya berikut ini:

(Debit) Persediaan Bahan Baku Produksi …. Rp 5.000.000
(Kredit) Utang Pembelian Bahan Baku …. Rp 20.000.000
(Kredit) Kas …. Rp 5.000.000

Transaksi ini menyebabkan saldo kas menurun sehingga dicatat ke debit, di lain pihak mengakibatkan kenaikan persediaan raw material dan utang usaha, oleh karena itu dicatat ke kredit.

 

Pencatatan jurnal transaksi tanggal 16 Januari 2023:

Pembuatan jurnal akuntansi dilakukan dengan tujuan untuk mencatat transaksi pelunasan kekurangan pembayaran. Cara mencatatnya seperti berikut ini:

(Debit) Utang Pembelian Bahan Baku …. Rp 20.000.000
(Kredit) Kas …. Rp 20.000.000

Pembayaran utang mengakibatkan jumlah utang perusahaan semakin menurun sehingga dicatat ke debit. Transaksi ini juga berakibat menurunkan saldo kas, sehingga dicatat ke kredit.

 

02: Contoh soal akuntansi perusahaan manufaktur dan Penyelesaiannya

Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan memperkuat pemahaman, berikut ini kami berikan beberapa contoh soal akuntansi perusahaan manufaktur beserta pembahasannya.

A: Proses Pencatatan transaksi akuntansi perusahaan manufaktur

Contoh soal essay perusahaan manufaktur beserta jawabannya:

Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi pemakaian bahan baku untuk produksi? Misalnya perusahaan memiliki persediaan raw material sebesar Rp 1.250.000 dan digunakan untuk proses produksi barang senilai Rp 500.000.

Pembahasan dan jawaban:

Berdasarkan prinsip debit dan kredit, kita bisa membuat jurnal akuntansi sebagai berikut:

(Debit) Persediaan Barang Dalam Proses …. Rp 500.000
(Kredit) Persediaan Bahan Baku Produksi ….    Rp 500.000

Selanjutnya kita mencatat barang jadi hasil produksi sebagai berikut:

(Debit) Persediaan Barang Jadi …. Rp 500.000
(Kredit) Barang Dalam Proses …… Rp 500.000

 

B: Contoh Jurnal Transaksi Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Contoh Soal:

Setelah menyelesaikan proses produksi dengan nilai barang jadi yang dihasilkan adalah Rp 500.000, peusahaan menentukan harga jual barang sebesar Rp 750.000. Barang jadi tersebut selanjutnya dijual kepada customer loyalnya dengan ongkir sebesar Rp 50.000.

Pembayaran dilakukan secara COD.,  sehingga pada hari itu juga perusahaan menerima uang sebesar Rp 800.000. Bagaimana perusahaan mencatat transaksi penjualan tersebut?

Pembahasan dan jawaban:

Penerimaan Kas …. Rp 800.000 (Debit)
Penjualan ….. Rp 750.000 (Kredit)
Pendapatan Jasa Kirim …. Rp 50.000

Harga Pokok Penjualan (HPP) …. Rp 500.000 (Debit)
Persediaan Barang Jadi …. Rp 500.000 (Kredit)

 

Kesimpulan

Apa itu perusahaan manufaktur dalam akuntansi?

Perusahaan manufaktur adalah jenis entitas yang memproduksi bahan baku (raw material), bahan penolong menjadi barang jadi. Selain itu, perusahaan juga memakai overhead dalam melakukan kegiatan produksi.

Aplikasi ilmu akuntansi dalam aktivitas perusahaan manufaktur digunakan untuk menggolongkan, mengklasifikasi dan mencatat serta menyajikannya dalam sebuah laporan keuangan akhir periode.

Demikian sedikit yang bisa kami bagikan tentang makalah akuntansi perusahaan manufaktur. Semoga ada manfaatnya dan terima kasih.

Note:
Diperbolehkan mengutip artikel ini dengan mencantumkan sumber link website ini. Thanks

Halo, saya seorang profesional bidang Finance & Accounting yang setiap hari berkutat dengan data-data serta angka. Siap mendampingi dan membuatkan Laporan Keuangan Bisnis Anda sesuai Standar Akuntansi Keuangan.

SOP Keuangan